(Foto: Dok. MediaBnR.Com)

(Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Bogor  (MediaBnR.Com) – Burung mana, yang mampu meraih juara I setiap kali diikutkan dalam sebuah lomba?. Pertanyaan menggelitik inilah mengawali bincang santai dengan Bang Boy dikediamannya di Bogor.

Pertanyaan itu dilandasi fonomena kicaumania yang masih banyak larut dalam mengudar emosi tatkala burung jagoannya kalah dalam perlombaan. Sementara menurut Bang Boy, bahwa lomba burung bukan suatu ajang kompetisi yang mewajibkan burung yang diikutkan harus menang. Tetapi merupakan tolok ukur hasil cara keseharian merawat burung.

Sebab, lanjut Bang Boy, dengan melihat penampilan burung ketika sedang berlaga, maka bisa diketahui kekurangan kita dalam merawat. Termasuk karakter burung tersebut. “Jadi kekalahan bukan merupakan satu kegagalan terhadap burung yang kita ikutkan lomba,” terangnya.

Suasana Lomba (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Suasana Lomba (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Bahkan ia menandaskan, burung yang berkualitas bukanlah burung yang setiap minggu diikutkan lomba dan berhasil meraih juara. Kalau memang benar telah memahami karakter burung maka, hal tersebut tidak rasional.

Mengapa tidak rasional? “Ada saatnya burung dalam kondisi prima dan tidak dalam kondisi prima. Kondisi itulah yang sangat mempengaruhi penampilan burung beraksi,” paparnya.

Ironisnya, banyak kicaumania belum memahami penampilan burung tidak prima akan berpengaruh dalam meraih kemenangan. “Oleh karena itu, sekarang ayo kita juga harus belajar dan melihat kenyataan dengan hati nurani. Burung mana yang bisa juara satu setiap diturunkan di suatu lomba?” kata sang pendiri Yayasan BnR ini seraya mengajak kicaumania intropeksi.

Ilustrasi Ekspresi Kicaumania yang Kecewa Burungnya Kalah (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Ilustrasi Ekspresi Kicaumania yang Kecewa Burungnya Kalah (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Sebab, lanjutnya, kalau mengacu lomba yang bersih dengan kemampuan dari seekor burung makadapat dipastikan burung tersebut ada kalahnya dan ada menangnya. Namun kalau menang jangan terlalu bangga agar kalah tidak terlalu kecewa.

Belajar merawat dan belajar menampilkan burung lebih menjadi suatu kebangaan bagi seorangkicaumania. Khusus para perawat atau joki belajar untuk berbicara terbuka dengan pemilik burung. Bukan mengkambing hitamkan juri atau EO untuk menuntupi kekurangan burung yang  dirawat.

Lebih baik terbuka dengan itu pemilik akan belajar dan mungkin akan membeli burung yang lebih berkualitas.Kita berlomba kalau yang memahami arti suatu lomba burung.Pasti berbeda saat memandang burungnya kalah dan dikalahkan burung yang lebih berkualitas.

Yance,Pemilik&Perawat Kacer handal (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Ilustrasi Merawat Burung (Foto: Dok. MediaBnR.com)

“Belajar dan belajar serta mencoba dan mencoba itu baru seorang Kicaumania sejati.Tidak perlu mencari alasan Juri atau apapun tapi lhat burung yang dirawat.Apa kekurangan dari burung kita dan pulang lomba kita rawat kembali agar bisa maksimal,” kata Bang Boy.

Tapi apakah seorang kicaumania akan mempunyai jiwa yang dikatakan Bang Boy tadi? Kita lihat kedepan semoga di tahun 2015 ini para joki dan perawat mulai berbenah diri. Mari kita majukan dunia burung ini disemua lini tanpa terkecuali. Pemilik burung,joki dan perawat serta EO semua bersatu padu. (mc)