Yanyan (kanan) begitu senang  meski belum juara Sonic dibeli oleh Bang Boy. Foto : prayogi waluyo

Yanyan (kanan) begitu senang meski belum juara Sonic dibeli oleh Bang Boy. Foto : prayogi waluyo

Semarang (BnR) – Ini ada cerita menarik ketika lomba burung berkicau Plaza Cup II di Semarang yang digelar, Minggu (12/01). Kenari bernama Sonic milik Yayan Galeri Kenari di Waru, Sidoarjo yang tidak berhasil meriah juara saat tampil di sesi pertama, justru laku terjual. Siapa pembelinya?

Umumnya kicaumania rela mengeluarkan dana hingga ratusan juta rupiah untuk membeli burung yang berhasil meraih juara. Apalagi pretasi yang diraih tergolong stabil. Keputusan ini memang rasional. Setidaknya burung yang juara sudah teruji bisa menggalahkan lawan-lawannya.

Namun ada kicaumania yang tertarik untuk membeli burung meski belum menorehkan prestasi di sebuah lomba. Biasanya si pembeli sudah tahu talenta burung yang akan dibeli. Pasalnya banyak faktor yang menunjang agar burung bisa meraih kemenangan dalam sebuah lomba.

Seperti transaksi yang terjadi di Plaza Cup II. Bang Boy, Pendiri Yayasan BnR sontak mengeluarkan selembar cek setelah deal harga dengan Yayan si pemilik kenari bernama Sonic. Padahal Sonic belum menorehkan prestasi saat itu di lomba yang dihelat Yono Plaza menggandeng PBI. “ Cukup melihat posisi burung saat bertengger di tangkringan,” kata Bang Boy.

Sementara Yanyan, yang nampak gembira kenarinya dibeli Bang Boy, memaparkan bahwa Sonic yang tergolong F2 ini sebelum tampil di Semarang pernah juara I di lomba KLM di Batu. Namun ketika mencermati ring yang melingkar di kaki kanannya ternyata Sonic merupakan hasil ternak satu kandang dengan kenari The Master dan F16 yang sempat menghebohkan di Jabodetabek dan Jawa Barat.

Yanyan juga menjelaskan bahwa Sonic yang berumur 2 tahun sudah 2 kali menjalani mabung – ngurak. “ Lagu yang dilantunkan standart kenari tapi cengkoknya cuku bagus. Dan gayanya nancep di atas tangkringan sambil menggelengkan kepala,” ujar Yanyan yang mengaku sudah 16 tahun menggeluti kenari. (prayogi waluyo)