Kalau kita lihat ajang lomba burung di Jabodetabek sekarang ini sama seperti halnya ‘minum obat’ yang wajib dikonsumsi untuk kesembuhan sebuah penyakit. Begitu juga maraknya lomba burung yang diselenggarakan oleh berbagai event organizer (EO), disinyalir berlomba-lomba mencari keuntungan dari lomba burung tersebut.

Suasana Lomba di Jabodetabek

Suasana Lomba di Jabodetabek (Foto: dok. mediabnr.com)

Lalu apa dampak sebenarnya yang terjadi? Dengan maraknya lomba burung ini maka kualitas lomba burung di Jabodetabek tampak semakin menurun drastis, dan justru yang naik penghasilan para EO-nya. Dari kondisi inilah para kicaumania sebaiknya harus dapat memilih dan menentukan lomba burung yang mana yang harus diikuti, agar tidak sia-sia karena hanya dimanfaatkan oleh para EO. Lalu bagaimana pendapat BnR Satoe menyikapi maraknya ajang lomba burung di Jabodetabek belakangan ini?

Bang Boy

Bang Boy (Foto: Prayogi Waluyo/mediabnr.com)

Bang Boy mengatakan, selama ini ia hanya berdiam diri dan mengamati, sekaligus mengevaluasi berbagai lomba yang ada di Jabodetabek. Pendiri Yayasan BnR ini menilai, sepertinya ajang lomba burung ini sudah tidak lagi untuk kicaumania. Justru tampak lebih kepada ‘mencari keuntungan ‘bekala, “Ya mohon maaf kalau aku akan melakukan inovasi untuk menjaga kualitas lomba di Jabodetabek. Jadi EO akan benar-benar memperhitungkan untuk mengadakan lomba. Pasti kualitas lomba akan dijaga karena resiko rugi akan besar sekali. Tapi dengan seperti itu kualitas lomba menjadi terjamin,“ jelas Bang Boy.

Gebrakan Bang Boy kali ini tampaknya akan mengubah suasana lomba di Jabodetabek dan mungkin di semua daerah. Karena para kicaumania jelas akan memiih lomba yang tidak dibatasi, baru hadiah pertama keluar. Permainan seperti tiket habis, ternyata di lapangan kurang dari 30 peserta tidak akan terjadi lagi. Lomba yang benar memang seperti itu, dan di sanalah terlihat kualitas lomba dan EO akan menentukan pilihannya.

(Evan)