4IMG_2570Ayam pelung merupakan salah satu unggas yang dibilang langka yang saat ini tengah gencar pelestariannya dan telah menjadi bahan perburuan para pecinta unggas di Jawa Barat. Cianjur, merupakan salah satu kota di Jawa Barat, sebagai pusat penghasil ayam pelung tertua yang cukup diakui.

 

Dari dulu hingga sekarang peminat ayam pelung tetap tak tergeserkan dan kian menjamur meliputi kota-kota di Jawa Barat, seperti Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Purwakarta, Cianjur, dan Bogor. Selain itu juga untuk jenis unggas yang satu ini, popularitasnya mulai melebar hingga merambah ke berbagai pulau, dimana nilai ragam eksotik yang ditawarkannya, senantiasa memancarkan kesan seni yang sangat tinggi, dari mulai postur tubuh yang besar serta suara lengkingan panjang, menjadi ciri khas daya tarik dari ayam pelung.

Saat ini para penangkar ayam pelung telah tersebar rata hingga menduduki daerah-daerah di Jawa Barat. Jenis unggas yang satu ini, ternyata telah banyak yang melirik, mulai dari pecinta unggas kalangan bawah hingga atas. Akan tetapi, telah terbukti bahwa di lomba-lomba ayam pelung, mayoritas pecintanya didominasi oleh kalangan menengah ke bawah.

Aksi sang jantan ketika beraksi manggung dilapangan mengumandangkan lagu terbaiknya (Foto: Eka/MediaBnR.com)

Aksi sang jantan ketika beraksi manggung dilapangan mengumandangkan lagu terbaiknya (Foto: Eka/MediaBnR.com)

Disisi lain ayam pelung memang banyak memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri, di sinilah para mania ayam pelung mulai tertarik terhadap unggas yang satu ini. Mulai dari postur tubuh jumbo dengan bobot mencapai kurang lebih 6 sampai 7 kg, bahkan lebih. Sedangkan ciri yang paling menonjol yakni terletak pada suara kokoknya yang sangat panjang, tebal dan bergema.

 

Selain itu juga ciri lain yang dimiliki dari ayam pelung asli, dapat dilihat dari beberapa bagian sisi, seperti; memiliki paruh yang sangat kokoh dan besar, mata terlihat besar nan bersinar tajam. Jengger merah tegak ke atas dan bagian pial berwarna merah, dan tidak sedikit khusus untuk bagian pialnya selalu didominasi sedikit bercak putih.

Untuk bagian bulu biasanya terlihat sangat menarik dan berkilau, pada umumnya didominasi oleh dua warna bulu, yakni merah dan hitam dengan ekor hitam kehijauan. Sedangkan posisi kaki tegak kokoh, didominasi warna hitam. Dalam memilih ayam pelung usahakan dilihat dari jari tengahnya lebih panjang dibanding jari yang lainnya, hal ini untuk menandakan ciri khas dari ayam pelung itu sendiri, maka dengan ciri tersebut dapat langsung terlihat asal usul katurangganya, terutama ke depannya akan berpengaruh sekali terhadap tingkatan produksinya.

 

Biasanya bagi orang yang telah mendengar suara lengkingan dari ayam pelung, sudah pasti tidak akan beranjak begitu saja, karena suara khas yang dimiliki unggas satu ini tergolong sangat unik dengan lantunan vokal terindah dengan nada suara awal tengah dan akhir bagaikan orang bernyanyi. Terdengar sangat jelas dengan nilai oktav yang cukup tinggi.

 

Sementara itu, selain jenis warna merah dan hitam, untuk jenis ayam pelung, juga ada yang memiliki warna bulu lain, dengan dasar putih yang didominasi hitam dan untuk ekornya hitam kehijauan mengkilap. Sedangkan untuk ciri-ciri lainnya semuanya serupa dengan yang dimiliki oleh jenis warna dasar merah.

 

Kriteria untuk Lomba

Kriteria jenis ayam pelung yang siap dilombakan rata-rata harus berusia satu tahunan keatas, karena setelah menginjak diusia tersebut, dengan sendirinya ayam pelung dapat mengontrol performa mentalnya, terlebih, dari segi keunggulannya, sudah pasti suaranya langsung mempunyai cengkokan irama lagu yang sangat baik saat dilombakan.

Dari sekian banyaknya peternak besar ayam pelung, hanya beberapa peternak saja yang sudah tercatat memiliki kualitas terbaik saat diikutsertakan pada lomba ayam pelung hingga berhasil menjadi jawara.

kontes ayam pelung (Foto: Eka/MediaBnR.com)

kontes ayam pelung (Foto: Eka/MediaBnR.com)

 

Hal ini membuktikan berkat dari kualitas indukan dari ayam pelung hasil ternakannya tersebut, merupakan hasil dari beberapa indukan ayam pilihan yang memiliki kualitas mental juara di lapangan, antara lain dilihat dari jenisnya, seperti kategori penampilan, suara dan bobot badan.

 

Dari ketiga kategori inilah, syarat utama ketika mulai beternak hingga menghasilkan kembali generasi anakan yang siap tanding di lapangan. Tidak sedikit para mania ayam pelung kerap mengunjungi tempat peternakan dimanapun, selain untuk membeli hasil dari keturunan terbaik juga sebagai ajang silaturahmi antara para mania ayam pelung yang datang ketempat berbeda pada setiap waktunya.

 

Hingga saat ini di kota Cianjur untuk satu orang peternak besar, biasanya telah memiliki sekitar 50 pasang indukan berkualitas baik yang sudah mencetak para ankannya hingga menjadi jawara sejati disetiap lomba-lomba bergengsi ayam pelung. Kini daerah Cianjur telah menjadi pusat ayam pelung kualitas yang patut diakui dalam pelestariannya.

 

Cara Beternak

Dalam tehnik penjodohan ayam pelung relatif lebih mudah dan sangat gampang, hanya tinggal menyediakan lahan luas berbentuk umbaran, caranya biarkan kedua indukan tersebut berada di umbaran, maka dengan sendirinya dari keduanya akan menjalani masa penjodohan hingga melangsungkan perkawinannya, asalkan kedua indukan tersebut sudah memiliki umur yang cukup, minimal satu tahunan.

Suasana kandang ternak pejantan yang cukup tertata (Foto: Eka/MediaBnR.com)

Suasana kandang ternak pejantan yang cukup tertata (Foto: Eka/MediaBnR.com)

Karena pada umur tersebut, kualitas hormon yang dimiliki kedua indukan menunjukan tingkat kesuburan yang sangat baik. Secara otomatis tidak akan mempengaruhi proses keturunannya, dan ketika waktu proses pembuahannya pun sudah dipastikan memiliki sel telur yang sangat bernilai tinggi, apalagi dihasilkan dari trah keturunan kualitas tinggi.

 

Dari setiap indukan betina, biasanya telur yang dihasilkan antara 15 – 25 butir telur. Akan tetapi sebaiknya, saat dierami, volume telur harus dikurangi sekitar 12 -15 butir saja, karena sangat berpengaruh pada saat penetasannya, selain itu juga dapat dilihat dari besar kecilnya indukan yang akan mengeraminya, jangan sampai saat mengerami, ada beberapa telur yang tidak terlindungi oleh tubuh si indukan. Maka sudah dipastikan, telur-telur yang tak terlindungi tersebut akan mengalami busuk, karena kurangnya pasokan kehangatan dari badan indukan yang mengeraminya.

 

Pada saat pengeraman selama 21 hari, indukan biasanya tidak beranjak dari sarangnya hingga menjelang menetas. Maka setelah menetas biasanya dari para anakannya bisa diasuh langsung oleh indukannya dan juga bisa langsung dipisahkan, tentunya menempati ruangan penghangat atau inkubator.

Sementara untuk extra fooding (EF) bagi para indukan, biasanya diberikan dedak halus serta beras merah yang diseduh air mendidih dan langsung ditiriskan beberapa menit. Maka setelah dingin pakan tersebut bisa langsung diberikan secara merata. Dan tidak lupa pemberian suplemen vitamin wajib diberikan kepada para indukan, agar daya tahan tubuhnya senantiasa dapat terjaga dengan baik.

 

Sedangkan bagi para anakan berumur 1 hari hingga 1 bulan, diberikan berupa dedak halus yang kering. Selain itu juga, untuk pemberian vaksin yang dilarutkan pada air minum harus lebih diperhatikan, supaya tumbuh kembang para anakan senantiasa terjaga dengan hasil yang sangat baik dengan harga yang menjanjikan. (Eka)