Ada anggapan, burung lomba yang tidak begitu jinak (semi) biasanya memiliki kelebihan dibanding yang jinak. Kelebihannya, volume dan lagu yang masih ngalas. Juga daya tarung menonjol.

Masalahnya adalah, burung seperti itu cenderung lebih gesit dan takut apabila dekat dengan orang. Ia akan terus terbang menabrak-nabrak jeruji sangkar saat didekati orang.

Salah satu kicaumania yang memiliki burung bertipe demikian adalah Nyoto Podang, pemilik kacer bernama Kontan. Burung tersebut pertama kali didapatnya dari penjual burung kaki lima atau istilahnya burung kropyok.

Nyoto bersama Kontan, sering disemprot membuat kacer jadi lebih jinak

Nyoto bersama Kontan, sering disemprot membuat kacer jadi lebih jinak

“Harganya jelas murah, wong namanya burung kropyok. Pertama kali melihat burung ini saya tertarik pada mentalnya, karena dia paling rajin berbunyi saat dicampur kacer yang lain. Hanya yang jadi kendala adalah sifatnya yang gesit,” terangnya tentang awal mula memelihara Kontan.

Meskipun termasuk burung gesit, menurut Nyoto, burung tersebut pertama kali dipelihara langsung mengeluarkan bunyi ngerol yang panjang. Akhirnya, ia mempunyai kiat memandikan burung tersebut sesering mungkin untuk mengurangi sifat gesitnya.

”Seringkali saya semprot air agar sifat gesitnya berkurang, karena kalau mandi keramba dia belum mau. Akhirnya setelah terbiasa mandi semprot sesering mungkin, ia sudah mau masuk keramba. Menyemprot burung dengan air ternyata efektif mengurangi keliaran burung,” katanya sambil tersenyum.

Saat pertama kali diturunkan lomba, burung tersebut takut terhadap peserta yang akan menggantang burung. ”Sebetulnya mau kerja, tapi burungnya sudah capek ‘kelabakan’ waktu di bawah,” katanya menceritakan awal mula menggantang si Kontan.

Berkaca dari pengalaman tersebut, akhirnya dia mempunyai kiat jitu jika ingin menggantang si Kontan dalam even berikutnya. “Akhirnya saya mempunyai ide menggantang burung saat peserta sudah sepi, sehingga burung tidak kaget saat dibuka kerodong. Meskipun masih ‘kelabakan’ tapi tidak seberapa bila dibandingkan saat masih banyak orang di arena,” terangnya.

Ternyata kiat tersebut sangat bermanfaat baginya. Dalam beberapa even, burung miliknya berhasil moncer menjadi juara, meskipun hanya tingkat lokal. Bahkan kini banyak kicaumania yang ingin mentransfer kacer kesayangannya itu, tapi pinangan tersebut ditolaknya dengan halus. “Rasanya masih sayang, karena sulit cari burung kacer yang tancap dan ngerol serta tanpa mbedhes seperti ini. Dan perawatannyapun sangat mudah,” ungkapnya.

Ia kemudian membuka rahasia perawatan Kontan, yaitu sering disemprot air meskipun ia mandi keramba di sore hari. Pemberian jangkrik cukup diberikan pada pagi hari sebanyak lima ekor. “Semakin sering disemprot dia semakin senang, biasanya saya lakukan sehari hingga lima kali sampai badannya basah kuyup. Ternyata sifat liar burung ini sekarang sudah agak berkurang,” lanjutnya lagi. (Rudy/Dwo)