IMGP6430Surabaya (mediabnr.com) – Selain menjadi anggota security di salah satu perusahaan pertelevisian tanah air. Pemuda satu ini sukses menekuni breeding lovebird, meski diawali dengan pengorbanan. Adalah Yulius Candra Putra Pratama (21). Meski dengan pengetahuan yang minim mengenai menangkar lovebird. Pemuda yang tinggal di kawasan Lakarsantri, Surabaya ini serius menekuni dunia barunya.

Berawal dari dua pasang indukan dan memanfaatkan lahan yang seadanya. Kini delapan pasang indukan produktif mampu Ia tangani seorang diri. Berbekal pengetahuan dari mereka yang lebih dulu menekuni penangkaran lovebird. Kini perlahan namun pasti, breeding yang ditangani sukses menghasilkan anakan jawara.

Hingga memasuki tahun kedua, Yulius sukses menekuni breeding lovebird. Dan kini ia pun telah memetik hasilnya. Tetapi dibalik kesuksesan tersebut, satu hal yang hingga saat ini selalu teringat dalam benaknya. Yaitu kegagalan saat menangani anakan lovebird diawal ia terjun breeding. “Lebih dari 3 kali saya gagal merawat anakan hingga usia dewasa. Saat itu, maksimal usia anakan bertahan sampai usia dua minggu,” kenangnya.

Masih penuturannya, dikala kegagalan menghampirinya. Yulius sempat merasa putus asa, namun berkat wejangan dari beberapa teman yang terlebih dahulu sukses breeding. Semangatnya pun kembali berkobar untuk terus menekuni dunia barunya tersebut. Alhasil pahit getirnya penangkaran lovebird mampu dilalui. “Waktu masih baru, terhitung 10 ekor piyikan mati karena dimakan semut. Itu terjadi berulang kali,” lanjutnya.

Berkat ketekunan dan kesabaran dalam menangani penangkarannya. Hingga tahun pertama produksi lovebird miliknya mampu mencetak puluhan anak lovebird dengan lancar. Ia menambahkan, keberhasilan dalam menangkar lovebird tak luput dari peranan BnR sebagai media hobi perburungan di Indonesia. “Sebelum terjun di breeding saya baca majalah BnR Community. Bagi pemula, bacaan itu sangat membantu wawasan saya di dunia penangkaran, khususnya lovebird,” terangnya pada pewarta BnR.

Pada kesempatan itu, dia pun berbagi pengalaman mengenai keberhasilan breeding lovebird miliknya. Bagi pemula yang hendak menekuni dunia breeding lovebird. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah menentukan calon indukan. Menurutnya, sang indukan sangat berpengaruh besar pada hasil anakan. Untuk menghasilkan anakan trah jawara, sudah tentu bahwa indukan merupakan berdarah jawara pula. “Ibarat sebuah olahraga, nyaris 100 % anak dari atlit juara akan mengalir darah juara juga,” ujar pemuda yang bercita-cita menjadi anggota militer tersebut.

Untuk kandang, menurutnya menangkar lovebird tidak wajib harus memiliki tempat yang luas atau memadai. Namun bagaimana cara kita agar bisa memanfaatkan luas lingkungan yang kita miliki menjadi bermanfaat. Memanfaatkan ruang kosong rumah miliknya yang berukuran 5×6 meter, disulap menjadi kandang koloni sebanyak dua kandang ukuran 2,5×3 meter mampu mencetak lovebird kualitas jawara. Dalam satu kandang terdapat sepuluh glodok yang ditempati sepuluh pasang indukan produktif. Untuk indukan yang masih baru, ia tempatkan di kandang soliter. Karena agar lebih muda dikeluarkan saat jemur dan mandi pagi hari untuk membuat birahi.

Ia memilih kandang koloni karena dirasa dalam proses penjodohan sangatlah mudah. “Biar cari jodoh masing-masing, kalau penjodohan tidak dipaksa, produksinya tidak sulit,” katanya. Agar indukan stabil produksi. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian serat kayu pada glodok yang digunakan saat mengerami. “Idealnya ketebalan serat kayu jangan melebihi  1 cm, karena kalau terlalu tebal bisa digunakan untuk tempat menyembunyikan telurnya,” terangnya. Masih penuturannya, serta kayu yang digunakan pun berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara saat musim kemarau pada kandang. Karena saat cuaca panas, lovebird sering mandi. Untuk menjaga suhu badannya tetap stabil, biasanya setelah mandi  sang burung masuk ke serat kayu yang ada di glodok. Selain itu, di dalam kandang harus tersedia kolam kecil sebagai tempat air yang berfungsi untuk sirkulasi udara agar tetap dingin.

Untuk pengeraman, saat sang induk sedang mengerami telur.Ada baiknya pada masa 21-24 hari tidak sering dilihat. Karena bisa mengakibatkan sang indukan malas mengerami dan akhirnya gagal menetas. Begitu pun saat sang piyik sudah menetas, apabila sering dilihat maka anakan akan bisa dibunuh oleh indukan. Saat masa pembesaran piyik, Yulius lebih suka memilih cara dibesarkan oleh sang induk. Pasalnya pembesaran piyik dengan cara diloloh sang induk lebih bagus ketimbang menggunakan jasa baby sitter. “Bedanya kalau diloloh induknya, postur lebih cepat gede. Cuma kalau untuk adaptasi dengan pemilik lebih jinak kalau kita yang suapin,” jabarnya.

Apabila ingin menggunakan jasa baby sitter sebaiknya menu makan harus diperhatikan. Menu makan yang harus diberikan pun tidak boleh sembarangan, takarannya harus sesuai usia sang piyik. Saat piyik masih berusia 3-8 pekan bubur bayi sebaiknya diberikan sedikit encer. Bubur baru bisa diberikan kental pada masa usia 8-10 bulan. Setelah lewat masa 10 bulan, sang piyik dapat diperkenalkan seperti sayuran, tauge, jagung, kangkung dan menu utamanya, millet.

Sayuran yang dikonsumsi pun mempunyai fungsi masing-masing bagi sang burung. Seperti kangkung, menurut  Yulius kangkung dapat membentuk tubuh agar tetap terjaga dan tidak terlalu gemuk. Untuk tauge, dapat membangkitkan gairah saat akan berproduksi.

Demi menjaga produksi, perawatan ekstra diberikan pada seluruh lovebirdnya. Kebersihan kandang menjadi prioritas agar sang burung merasa nyaman. Begitu pula perhatian pakan tak luput dari rutinitas yang harus dilakukan. “Jagung dan kangkung setiap hari harus dalam keadaan segar. Air minum pun pagi sore harus diganti,” ucapnya.Sedangkan untuk pakan biji-bijian penggemar klub liga Inggris Chelsea ini lebih mempercayakan meracik sendiri. “Kualitasnya yang nomer satu, disamping irit biaya. Pakan yang terbuang hanya sedikit,” terangnya. Alhasil hingga detik pewarta tabloid ini menyambangi kediamannya. Pengeluaran setiap bulan untuk pakan terbilang murah. Hanya saja disaat indukkan produksi hingga anakan berusia 2 bulan. Yulius harus merogoh kocek sedikit dalam. Namun tak terlalu signifikan.

Produksi Lancar Berkat BnR Vit

DSC_1024Saat ditanya mengenai resep lancarnya produksi lovebird miliknya. Yulius dengan semangat menuturkan. “Sejak pakai BnR Vit, produksi lovebird milik saya bisa dibilang lancar. Setelah menetas hingga anak usia dua bulanan. Tak menunggu waktu lama, indukan mulai bertelur. Selain itu mampu menjaga stamina tetap prima,” tuturnya.

Tetapi satu hal yang menjadi pertimbangannya memberikan setiap indukan dua tetes dalam sepekan. Yaitu sulitnya mendapatkan produk BnR di Surabaya. “Andai kata di Surabaya, BnR Vit mudah didapatkan. Saya berikan dua hari sekali,” harapnya. (stefanus)