Ciri Pisang Karbitan, Permukaan Kulit Kasar Karena Serbuk Sisa Calcium Carbida Foto: Kadir

Menurut survey ekonomi, sebagaimana pernah dirilis di media ini, perputaran uang di dunia burung teryata mencapai angka 1 trilyun lebih dalam setahun. Bisa dibayangkan bagaimana tergiurnya orang untuk bisa ikut dalam perputaran uang sebanyak itu.

Beberapa orang ada yang ikut perputaran itu dengan cara benar, tetapi ada juga tidak benar. Salah satu contoh yang belum lama ini menguak adalah kasus kroto berformalin. Disinyalir beberapa pedagang sengaja mengawetkan kroto dengan formalin supaya tidak mengalami kerugian. Tetapi efeknya adalah konsumen sangat dirugikan karena burung kesayangannya mengalami performa menurun dan bahkan hingga mengalami kematian.

Selain kasus kroto berformalin, baru-baru adalagi kasus yang mengakibatkan kematian pada burung yaitu pisang karbitan. “beberapa minggu lalu, 12 ekor pleci yang ingin saya orbitkan mati mendadak. Selidik punya selidik, teryata kematiannya akibat memakan pisang karbitan,” ujar Bekti  Parangtritis dengan lirih.

“Kasus kematian akibat pisang karbitan semacam ini tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pedagang semata. Sebenarnya sejak dulu, pisang untuk pakan burung itu, kebanyakan karbitan. Pisang yang matang sejak dari pohonnya, biasanya cepet melempen atau busuk sehingga ketika dipasang di sangkar cepet dikerumuni lalat. Bila dikarbit, pisang akan lebih awet dan tahan untuk beberapa hari. Bahkan pengalaman saya selama berdagang, kicaumania lebih senang membeli pisang karbitan daripada yang matang di pohonnya” cetus Tobil Proliman menanggapi kasus kematian burung akibat pisang karbitan.

Cuci Bersih Sebelum Diberikan foto  : Kadir

“Biasanya, kematian akibat pisang karbitan ini disebabkan oleh alpanya (lupa) sang pemilik mencuci pisang tersebut. Mungkin sehabis dibeli, langsung diberikan. Padahal, di kulit pisang masih ada sisa-sisa kimia dari karbit (Calcium Carbide—Red.) yang dipakai sewaktu proses pematangannya. Oleh karena itu, sebaiknya, sebelum diberikan ke burung, pisang harus dicuci terlebih dahulu,” jelas Tobil menambahkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kotrek yang selain memiliki job merawat burung salah satu bos di Yogyakarta, juga berdagang berbagai macam kebutuhan kicaumania di Pasar Prambanan . “Pisang karbitan memang lebih disukai kicaumania daripada pisang matang di pohon. Bila ada kematian akibat pisang karbitan, ya… mungkin tidak dicuci sebelum diberikan,” ungkap Kotrek yang lagi-lagi memberikan sarannya berdasarkan pengalamannya. [Kadir.Jtyk]