Bang Boy (foto Prayogi Waluyo)

Bang Boy (foto Prayogi Waluyo)

Predikat juara umum di lomba burung berkicau masih menjadi sebuah kebanggaan. Maka wajar bila para kicaumania yang tergabung dalam bird club (BC) selanjutnya melakukan koalisi  antar BC untuk memperebutkan predikat tersebut. Apabila berhasil menyabet juara umum sontak akan menjadi perhatian, apalagi di lomba bertaraf nasional.

Kebanggaan bisa menorehkan prestasi gemilang di sebuah lomba bergengsi akan menjadi acungan jempol bila dilakukan dengan cara sportif. Artinya dengan kekuatan penuh yang dimiliki. Faktanya terkadang ada yang melakukan dengan cara 3 H (halal, haram, hantam) untuk meraih sebuah prestasi yang membanggakan.

Sikap tidak sportif yang kerap nampak di sebuah lomba akbar seperti jual beli poin atau menyabet poin kicaumania lain hanya untuk mengejar ketinggalan.  Lantas yang patut dipertanyakan, apakah bisa menjadi sebuah kepuasan bisa tampil sebagai juara umum BC dengan cara membeli poin ke pihak lain?

Jika fenomena ini benar-benar dilakukan, kiranya lebih baik tidak perlu membawa burung di arena lomba.  Cukup membawa segebok uang untuk membeli poin supaya bisa menang. Sikap yang tidak sportif itulah yang membuat saya tidak suka. Kalau kalah, akui kalah. Selanjutnya perbanyak pasukan burung yang berkualitas.

Hal yang menarik lagi adalah dibalik transaksi jual beli poin ternyata ada pasukan yang menjadi makelar. Itulah potret dalam meraih kemenangan di lomba burung. Namun semua kembali kepada cara kita sendiri bagaimana dalam meraih suatu kemenangan.

Bilamana dilakukan dengan rekayasa maka tidak akan membuat kicaumania mengaguminya. Justru manjadi bahan gosip. Marilah dalam meraih kemenangan dengan kekuatan utuh yang kita miliki sendiri. Kalah dengan cara terhormat memang bangga. ( BB )