Jatisrono (MediaBnR.Com) – Padatnya lomba dikelas murai batu membuat salah satu kicau mania Jatisrono beralih profesi dari sopir angkot di jakarta menjadi peternak Murai Batu Medan Ekor Panjang. “Karena sudah bosen menjadi sopir angkot, saya pulang kampung, ke rumah istriku di Jatisrono, Jawa Timur dan mengembangkan breeding murai batu medan,” Mas Yanto menjelaskan kepada tim MediaBnR.Com.

Dengan awal mula modal lima pasang Murai Batu Medan, Mas Yanto memulai usahanya. Sekarang sudah sekitar dua tahun penangkaran ini.

MediaBnR.Com langsung meliput dari lokasi tempat penangkarannya yang berlokasi sekitar 2 Km dari kota Jatisrono, tepatnya di daerah Ngreco Jatisari Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa tengah. Ada sembilan pasang Murai Batu Medan yang ditangkarkan di sini. Tempat nyaman penuh cahaya dan ventilasi yang cukup merupakan salah satu syarat buat penangkaran.

Penangkaran Murai Batu Medan Mas Yanto (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Penangkaran Murai Batu Medan Mas Yanto (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Di dalam sangkar ukuran dua meter kali satu meter, ditempatkan  murai batu ini. Tiap sangkar ditaruh 1 pasang induka. Lantai sangkar tersebut dikasih pasir supaya bisa buat mandi ataupun gupak murai tersebut. Biar terkesan alami didalamnya juga dikasih tanaman hias supaya murai tidak stres dan nyaman (bernuansa hutan di dalam sangkar).

Dalam perjalanan penangkaran ini penuh cobaan terutama sering terjadinya kematian pada anakan murai. Sekarang ini tingkat kematian anakan bisa dicegah dengan menempatkan anakan yang baru umur kurang dari satu bulan di incubator. Alat ini disamping untuk memberikan efek hangat pada anakan murai, juga aman dari gigitan nyamuk maupun serangga yang lain.

Incubator, Tempat Anakan Murai Batu Medan Ring WD (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Mas Yanto Menunjukkan Incubator untuk Tempat Anakan Murai Batu Medan Ring WD (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Tiap empat jam sekali anakan murai ini diloloh oleh Mas Yanto sampai umur sekitar satu bulan. Betina murai  mengerami  dalam waktu 11 hari. Setelah menetas umur seminggu diambil dan ditempatkan pada incubator dan diloloh dengan kroto segar sebagai menu utamannya. Sampai murai tersebut usia sebulan atau bisa makan sendiri. Untuk perawatan vitaminya selain BnR Vit, Mas Yanto juga mengunakan Tetaclor untuk anakan yang umurnya dibawah satu minggu.

Anakan Murai Batu Medan yang Baru Usia 1 Minggu (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Anakan Murai Batu Medan yang Baru Usia 1 Minggu (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Mas Yanto pun berbagi ilmu dengan kami cara mengetahui tanda-tanda murai yang siap jadi indukan. Untuk pejantan dan betina sudah berumur lebih dari satu tahun.”Ini terlihat bila pejantan gacor bunyi dan si betina sudah ngeplek atau bulu ekornya dinaikan, berarti sudah siap untuk dijodohkan dalam satu sangkar. Biasanya tidak begitu lama. Sekitar 1 minggu si betina sudah masuk di gelodok tempat sarang murai (sarang murai terbuat dari daun pinus),” ungkap Mas Yanto yang di temani Mr.Sikes.

Indukan Murai Batu Medan Milik Yanto BMS (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Indukan Murai Batu Medan Milik Yanto BMS (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Untuk menu pokok indukan Mas Yanto tiap hari memberikan poor, jangkrik, ulet dan kadang juga cacing tanah. Indukan murai ini rata-rata panjang bulu ekornya sekitar 21-25 centimeter (murai jantan), dan diambil dari trah jawara. Biasanya sang jantan berekor lebih panjang dan betina mempunyai tanda ekor lebih pendek. Untuk membedakan anakan murai batu medan antara jantan dan betina bisa dilihat pada bentuk kepalanya. Yang jantan kepalanya cenderung kotak dan betina kepalanya kelihatan kecil.

Pakan Penangkaran Murai Batu Mr. Yanto BMS (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Pakan Penangkaran Murai Batu Mr. Yanto BMS (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Permintaan pasar untuk murai hasil penangkaran Mas Yanto memang sangat laris. Para pembeli yang berasal dari sekitar Pulau Jawa dan juga luar Pulau Jawa. Tiap sepasang indukan, Mas Yanto memasang harga Rp 15juta – Rp 20juta dan untuk anakan Mas Yanto memasang harga Rp 5juta per ekor. Untuk mengembangkan usaha penangkaran ini Mas Yanto memasang ring WD tiap anakan hasil dari penangkaran Mas Yanto.

“Alhamdulillah murai saya laris di pasaran,” ungkap Mas Yanto.

”Dengan dikurangi biaya perawatan dan mengaji karyawan saya, dengan penangkaran ini saya bisa meraih keuntungan sekitar Rp 7juta -Rp 10juta per bulan,” lanjut Mas Yanto.

Sudah banyak hasil penangkaran Mas Yanto yang menjadi juara di even lomba. Sebut saja Anak Sholeh milik Mr Sikes yang juara di sekitar Wonogiri, Murai Diplomat, Murai Sumber Rejeki yang moncer di Bupati CUP Cirebon.

Mr. Yanto BMS Sedang Transaksi Murai Anakan dengan Mr. Sikes Jatisrono (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Mr. Yanto BMS Sedang Transaksi Murai Anakan dengan Mr. Sikes Jatisrono (Foto: Dok. MediaBnR.com)

“Dengan modal pengalaman saya berternak murai 2 tahun ini, saya mengajak kepada kicaumania seluruh Nusantara untuk mengembangkan penangkaran supaya Murai Batu Medan tetap exsis di lomba dan agar tidak punah,” ungkap Mas Yanto saat melakukan transaksi murai dengan Mr Sikes Jatisrono. (Agus/Lambank)