Pak De Tekad Jogya di Depan Penangkarannya
Pekanbaru (MediaBnR.Com) – Keinginan memiliki burung murai batu membuat Pakde Tekad merantau dari Jogyakarta ke Sumatra. Sudah tahun ia tinggal di Sumatera tepatnya di Desa Bukit Kemuning, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
“Apa yang saya cita – citakan semenjak berangkat dari Jawa ingin memiliki burung murai batu, akhirnya terkabul. Karena harganya masih relatif murah tidak semahal di Jawa,” jelas Tekad.
Berangkat dari seorang tukang bakso, Pakde Tekad Jogya mempunyai tekad yang luar biasa. Setelah ingin memiliki burung murai batu dari Jawa, Pakde Tekad Jogya juga disamping sebagai pemain burung juga mempunyai penangkaran burung murai batu.
Setahun lebih usaha penangkaran murai batu dilakukannya. Sebelum dia sukses seperti sekarang, awalnya Pakde Tekad Jogya mengalami kerugian yang sangat parah karena burung murai batunya banyak mati dibunuh pejatannya.
Kandang burung Muarai Batu Pakde Tekad Jogya
Tidak punya ilmu dan pengalaman berusaha penangkaran murai batu, hanya rajin bertanya dan rajin memperhatikan gelagat dan tingkah laku perjodohan burung murai batu, sehingga membuat ia sukses sampai sekarang.
Semenjak dia mulai penangkaran bulan Maret 2015 sampai sekarang, ia sudah mempunyai empat pasang murai batu yang berhasil ia tangkarkan. Sepuluh ekor sudah berhasil dijualnya dengan harga Rp 3,5 juta satu ekor dan sekarang masih ada dalam kandang sebanyak lima ekor dan sudah dipesan orang.
“Indukan yang saya tangkarkan, saya ambil dari Medan dan burung lokal. Tapi semua merupakan burung juara dan pilihan. Kemudian saya membuat kandang penangkaran di dekat ruang tamu rumah saya. Kawan – kawan banyak yang kaget. Biasanya murai batu banyak ditangkarkan orang di tempat yang sepi, tapi lain dengan saya, saya malah membiasakan di tempat yang ramai,” katanya sambil tersenyum.
Ia melihat peminat murai batu ini sangat banyak. Itulah sebabnya Pakde Tekad membuat usaha penangkaran murai batu dan juga harganya sangat bagus. (Bang Subur)
