Awalnya, Dodik mengikutkan lovebird miliknya ke suatu lomba. Namun, menjelang digantangkan ke arena, ia membatalkan. Burung dibawa pulang, langsung dibuatkan kandang penangkaran. Kini Dodik sukses sebagai penangkar.

Mengapa batal ikut lomba? “Sebab, saat ‘dicas’, si jantan tidak ngerol, tapi malah bercumbu dengan betinanya. Jadi, saya bawa pulang, nggak jadi ikut lomba, sebab pasti kalah,” jawab warga Desa Penambangan, Balong Bendo, Sidoarjo, Jatim, ini.

‘Dicas’ maksudnya, sangkar sang jagoan didekatkan/ditempel dengan sangkar betina. Dengan begitu, seharusnya jantan birahi dan gacor abis. Namun, ternyata jantan tak bunyi, malah berusaha bercumbu dengan betina di balik jeruji sangkar masing-masing. Padahal, sebelumnya tak pernah begitu. Maka, Dodik menyimpulkan, sepasang burungnya berjodoh.

Eks kandang umbaran,dipakai ternak Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Eks kandang umbaran,dipakai ternak Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Sesampainya di rumah, langsung dimasukan kedalam-kandang umbaran, yang sudah tidak dipakai. Dilengkapi dengan kotak-sarang ukuran biasa yang tersedia di kios burung. Ternyata benar, sepasang burung itu berjodoh. Tak lama kemudian bertelur, dan menetas.

Warna pasangan induk beda mencolok. Jantan warna hijau, kapala coklat-hitam. Betina warna biru dakocan, kepala hitam. Anak-anaknya dominan warna bapaknya.

“Sarang saya beli dari kios burung. Namun terlalu sempit, karena pasangan ini produktifitasnya termasuk tinggi. Sekali bertelur 5-6 butir bahkan pernah sampai 7 butir. Akibatnya, banyak telur yang pecah dan gagal menetas,” tuturnya. Setelah itu Dodik membuat sarang sendiri dari kotak kayu.

“Akhirnya saya buatkan sarang-kotak yang lebih besar dan sekarang 5 ekor piyikan yang berhasil menetas,” kata pria lajang yang meneruskan kuliah, setelah diterima menjadi guru di salah satu SD (Sekolah Dasar) di Balong Bendo, Sidoarajo.

Kotak-sarang luas,leluasa aktifitasnya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Kotak-sarang luas,leluasa aktifitasnya (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Perawatan biasa, seperti umumnya peternak Lovebird. Pakan jagung muda dan sayur kangkung dalam jumlah banyak, serta biji-bijian. Kini sudah banyak menghasilkan anakan.

“Anakan pertama, sekarang berumur sekitar 8 bulan yang dibeli teman, sering meraih juara dan kabarnya pernah ditawar Rp 5 juta, namun belum dilepas. Untuk tetasan yang sekarang ini, akan saya pakai sendiri untuk lomba dan sebagian sisanya akan saya siapkan untuk menambah indukan,” imbuhnya.

Ransum jagung-muda,kangkung dan biji-bijian (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Ransum jagung-muda,kangkung dan biji-bijian (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Meski, beternak dengan kandang sederhana, namun karena materi pasangan indukan yang ditangkarkan bekualitas. Dengan betina yang bersuara ngekek panjang sambil menengadah dan pejantannya bersuara kasar-kasar dengan volume keras, tentu akan menghasilkan anakan prospek dan berpotensi.

”Warna bulu anaknya rata-rata seperti warna pejantan, dominan warna hijau, sedangkan suara merupakan paduan antara keduanya,”pungkasnya (Sugeng,Red)