Salah satu cara memancing gacor di arena lomba dengan mempersiapkan pola makan yang baik dan umumnya burung kicauan harus di charge. Namun itu tidak berlaku untuk Punglor merah atau yang umum disebut Anis Merah.

Seringkali muncul anggapan bahwa untuk mendongkrak semangat tempur burung yang dilombakan, burung tersebut harus di-charge. Artinya, dirangsang birahinya dengan memasukkan pula yang betina di arena lomba. Diharapkan, dengan melihat betinanya burung tersebut akan bangkit birahinya dan gacor.

charger burung_

Cara seperti ini tak bisa dipukul rata pada semua jenis burung. Perlakuan ini memang sangat tepat bila dilakukan pada jenis punglor kembang atau hwa mei. Tetapi tidak untuk punglor merah. Ini disebabkan perilaku dan kebiasaan punglor merah di habitat aslinya.

Di alamnya, si betina lebih mempunyai hak pilih dari pada jantan. Karakter inilah yang membuat punglor merah jantan tak mempan di-charge saat dilombakan. Jadi sia-sia saja. Karena itu seringkali penggemar yang melakukan hal ini dibuat kecewa, karena sang jantannya cuek saja meski didekatkan dengan betinanya.

Burung yang sedang birahi memiliki ciri-ciri seperti sayapnya ngleper atau kepalanya ditengadahkan ke atas atau ndangak. Bila dipaksakan juga men-charge dengan betinanya, maka dampak yang bisa ditimbulkan adalah gerakan teler jika birahi.

“Bila gerakan telernya cuma ke kanan dan ke kiri dengan membongkar seluruh variasi lagu yang dimiliki justru semakin bagus. Tetapi jika telernya condong ke bawah maka akan mengurangi volume dan lagunya yang dikeluarkan”, ujar Taufik pakar anis merah.

Alternatif Pakan

Nah, bagaimana mengatasi charging yang sia-sia? “Caranya adalah dengan perawatan intensif dan mengolah menu makannya sesuai dengan porsi. Protein dan vitaminnya harus pas tidak berlebihan. Karena jika berlebihan suhu badannya akan panas. Ini menyebabkan burung jadi teller,” tandas Taufik.

Selain pakan jenis voor yang menjadi pakan pokok, extra fooding juga diperlukan. Namun pemberian extra fooding ini tidak tiap hari karena bisa menyebabkan burung menjadi over reaksi, yang berakibat jelek pada burung.

Dua minggu sebelu lomba merupakan persiapan yang tepat untuk memoles jagoan yang akan ditampilkan. Termasuk prosentasi pemberian pakan. Makanan punglor merah di habitat aslinya adalah berjenis hewani. Karena itu setiap harinya harus diberikan pakan hewani seperti cacing tanah, jangkrik, kroto dan semacamnya.

Makanan yang disajikan harus segar begitu pula dengan minumannya. Gantilah pakan dan minuman setiap harinya. Namun yang perlu dicamkan dalam pemberian pakan hewani ini adalah jangan terlalu berlebihan. Cukup dua ekor cacing pada pagi hari dan sorenya dua ekor jangkrik.

Lakukan ini selama dua minggu berturut-turut. Namun ini semua berpatokan dari karakter punglor merah yang dipersiapkan ke arena lomba perilakunya cenderung galak, cukup diberikan cacing dan jangkrik satu ekor setiap harinya.

“Ini untuk mengurangi agar badannya tidak terlalu panas. Guna menetralisir hal ini seminggu sekali perlu disajikan makanan yang segar seperti buah pepaya, pisang dan semacamnya”, saran Taufik mengakhir perbincangannya. (don/dwo)