Wonogiri (MediaBnR.Com) – Dini Jatiroto, seorang ibu rumah tangga ini memang pantas diacungi jempol. Burung lovebird dengan kualitas ngekek panjang dan durasi waktu yang lama, tampaknya menjadi acuannya dalam hal breeding. Berdasarkan itulah Dini mencoba melakukan bisnis ternak lovebird-nya. Meski melalui proses kegagalan, namun dengan disiplin dan keuletannya, ia kini sukses sebagai breeder lovebird dengan keuntungan yang tidak sedikit.

Tempat Penangkaran Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Tempat Penangkaran Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah yang biasa dipanggil mbak Dini ini, walaupun aktifitasnya begitu padat, tetapi ia dan suaminya yang bekerja sebagai pegawai Telkom, bisa berhasil menangkarkan lovebird beberapa jenis, diantaranya kepala mas, dakocan, dan lain-lain. Di atas lahan sekitar 500 m2 Dini dan suaminya membuka penangkaran lovebird dengan awal mula mencari info dari para breeding dan lewat media, dari sanalah ia memulai dua pasang ternak lovebird-nya sekitar tahun 2011. Saat itu lovebird memang harganya masih mahal, yang jenis dakocan saja masih Rp 3 jutaan sepasangnya.

“Satu tahun kami mengalami kegagalan dengan cara penjodohan satu demi satu. Kemudian belajar dari kegagalan itu dan info dari teman-teman kami melakukan sistem ternak lovebird koloni. Dengan sistem ini, kami mengalami keberhasilan, itu terbukti dari hasil anakan lovebird yang dihasilkan oleh lovebird kami, rata-rata perbulan breeding kami berhasil menghasilkan 15 -20 anakan lovebird,” jelasnya.

Mbak Dini Dan Suami (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Mbak Dini Dan Suami (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Dan sekarang ini Dini dan suaminya memiliki  22 pasang lovebird yang kesemuanya itu burung  produktif. Menurutnya, dengan cara koloni disamping hasilnya bagus, juga tingkat stres burung itu  rendah. “Untuk kandang ukuran 2×2 m bisa ditempati 10 hinga 12 pasang Love Bird,” tukasnya.

Dengan sistem koloni ini menurut Dini, beberapa pasang lovebird dibiarkan dalam satu kandang, dengan sendirinnya lovebird akan mencari pasanganya sendiri-sendiri  dan di dalam kandang di kasih kotak/glodok, sesuai jumlah pasangan lovebird buat tempat mengerami dan tidur.

Suapi Anakan 4 Jam Sekali

Untuk menu makananya lovebird Dini dan suaminya memberikan milet putih, jagung, kwaci, jawut. Sementara untuk lovebird anakanya merala selalu mengambil anakanya sekitar umur 10 hari, kemudian mereka suapi sampai berumur kurang lebih satu bulan.

Pas Menyuapi Anakan Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Pas Menyuapi Anakan Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

“Tiap 4 jam sekali kami selalu menyuapi anakan lovebird ini dimulai sekitar jam 6 pagi, saya dan suami menyuapi lovebird dengan voer, sun kacang hijau, dan susu dancow. Saya blender dan setelah halus saya ambil sedikit sesuai takaran berapa jumlah anakan yang akan disuapi. Adoanan yang sudah jadi tersebut, saya campur air supaya dalam menyuapi mudah ditelan anakan lovebird. Tiap saya kekantor, saya selalu bawa anakan lovebird  tersebut supaya lovebird anakan ini slalu bisa aku pantau,” papar Dini menjelaskan.

Pakan Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Pakan Love Bird (Foto: Dok. MediaBnR.com)

Membedakan Jantan dan Betina

Untuk membedakan anakan lovebird betina dan jantan Dini akui cenderung melihat postur tubuh, bulu ekor yang rata, dan bisa juga dengan memegang anakannya di sela-sela kedua kaki anakan. Jika  betina, supitnya ia katakan bisa dimasuki jari, tapi jika jantan supitnya rapat dan tidak bisa dimasuki jari.

Sementara itu, untuk lovebird dewasa, pejantan ditandai dengan badan yang lebih kecil, slalu aktif,  juga bulu ekor rata. Dan untuk lovebird betina dewasa, ditandai dengan tubuh yang lebih besar, kaki yang lebih besar, dan juga bulu ekor yang lancip.

Jual Anakan Rp 250 – 350 Ribu

Untuk proses pengeraman telur lovebird, biasanya sekitar 21 hari sudah menetas, dan rata-rata menetasnya 2 sampai 3 ekor anakan, tapi tergantung indukanya, juga tingkat cuaca. Namun menurutnya, bila cuaca yang ekstrim seperti saat ini, biasanya hanya bisa menetas sekitar 1 hingga 2 ekor saja. “Per ekornya untuk saat ini kami menjual anakan 250 ribu hingga 350 ribu rupiah. Untuk harga lovebird yang seperti sekarang, memang masih dapat bisa bertahan,”jelasnya.

Lalu untuk penjualan anakan lovebird hasil ternakannya diakui Dini, ia tidak mengalami kebingungan, karena sudah banyak para pedagang dan pengepul juga juga para kicaumania yang membeli anakan hasil penangkarannya. “Saya berharap dengan banyaknya dibuka kelas lomba lovebird, lovebird stabil harganya, juga kembali seperti dulu lagi,” harapnya.

Bersyukur Kepada Tuhan

Dalam penangkaran memang diperlukan keuletan juga disiplin. Karena itulah, meski sedikit merepotkan, namun Dini melakukanya dengan senang hati. Sebab anak-anak lovebird ia anggap seperti anak sendiri. Bahkan kadang ia akui, jika piknik bersama keluargapun ia bawa anakan lovebird tersebut untuk bisa ia suapi (berikan pakan) rutin.

“Sekitar jam 2 malam kadang saya terakhir menyuapi anakan itu. Walau kerja keras di dalam penangkaran lovebird ini, saya bersyukur pada Tuhan, penangkaran saya ini sudah berhasil terbukti dengan penghasilan yang lebih, dan ada beberapa barang-barang yang saya beli dengan hasil dari penangkaran ini,” ungkapnya. (LamBanK/Agus P)